Posts

Showing posts from October, 2016

Sorry, Gue Emang Beda

Hampir 2 minggu kagak nulis, mmmmmm hampaaa banget gilaa. Karena gue enggak ada ide tulisan yang agak keren, so ini aja yes, seberkas curhat dari gue. Well, it’s about me, again. Dari judul sudah kelihatan bahwa gue disini mau nyeritain gue yang emang beda. Dan gue baru sadar setelah gue hidup selama 17 tahun kalo gue emang beda. By the way gue udah 17 tahun lhooo haha. Tentang beda. Katanya perbedaan membawa keindahan, tapi itu enggak berlaku buat gue. Entahlah, gue emang aneh. Saat orang lain diam gue banyak bicara, saat yang lain banyak bicara gue yang diam, saat gue sendirian gue pingin ramai, saat ramai gue malah sendirian. Yep, that’s me. Senang rasanya bisa ngerti gimana gue orangnya. Walaupun gue udah ngerti, tapi gue belum nyaman dengan sifat gue yang beda itu. Sekedar curhat aja sih. Lagipula isi blog nggak perlu serius-serius amat. Gue tipe orang yang jarang serius juga, kaan. Enggak ada yang salah dengan perbedaan, kan?  Anyway , tinggal nyari kenyamana...

Am I Wrong?

Ini tentang aku, dan teman-temanku. Entahlah, apa aku bisa menyebut mereka teman? Bukan mereka yang salah, tapi aku. Jangan membayangkan aku berkata seperti itu lalu menyimpulkan bahwa teman-temanku menyebalkan. Tidak, tidak ada yang salah dengan mereka, hanya aku. Mungkin cerita kali ini tidak terlalu menarik, karena ini benar-benar tentang aku. Aku lebih memilih mengerjakan sesuatu itu sendiri daripada bekerja dengan orang lain. Aku tidak tahu hal itu disebut individualis atau tidak. Tapi jujur saja, aku seperti itu. Aku sudah terbiasa dan terlalu sering bekerja sendiri, dan saat aku harus bekerja secara tim, well, bisa dibilang, aku kaget. Yang biasanya aku bekerja dengan keputusanku sendiri, sekarang harus ada diskusi, beda pendapat dan sebagainya. Terkadang harus menunda pekerjaan karena belum ada keputusan. Dan yang paling menyebalkan adalah sudah ada koordinasi, tercatat rapi di kertas, namun, nyatanya yang kerja cuman aku, aku, dan aku. Itu alasan aku enggak suka kerja s...

Prasasti Hati

Sebuah sajak yang ditulis oleh seorang kerdil Dengan tinta hitam dan pelita duka Namun, keikhlasan jiwa dan rela hatinya Ubahnya menjadi prasasti hati Senja kelam Kelam yang ditelan malam Malam yang sangat hitam Bukan malam yang berbintang Bulanpun enggan datang Semesta murka, Cerca dan keluh terlontar lewat prahara Kedamaian membutakan ia sesaat Melupakan pedihnya kegelapan malam Melihat terangnya rembulan kebahagiaan Bibirnya melengkung dengan mata berbinar masih terpejam, Bibir itu bergetar, "Aku menunggu datangnya sang malam, agar aku bisa mendengar suara selembut beludru yang dihembus angin malam, agar aku bisa merasakan pelukan hangat yang dibawa dinginnya kelam, agar aku bisa melihat cahaya yang dibawa kegelapan. Aku menunggu dan selalu menunggu." Saat fajar mulai mengintip Si Kerdil telah membuka matanya Tercekat tenggorokannya, tersayat rongga dadanya "Aku bermimpi?" Hanya derai air mata yang dapat melukiskan dukanya Malang ben...