Air Minum Kebaikan
Setelah sekian lama tidak memposting karena tidak ada kesempatan dan tentu saja kurangnya akses interner :D akhirnya saya bisa nulis lagiiii. Well, kali ini postingan berisi cerpen yang sudah ku tulis sejak jaman baheula ... jadi minta maaf jika belum pro dalam kepenulisan...
Air Minum Kebaikan
Di sekolah, Raras sedang menikmati waktu
kosong sesudah UKK. Untuk mengisi waktu kosong tersebut, OSIS mengadakan
kegiatan classmeeting. Di kelas X MIA 2, Raras dan teman-temannya sedang
membahas siapa saja yang mewakili kelas untuk mengikuti lomba classmeeting.
Putra sebagai ketua kelas memimpin rapat.
Setelah rapat, diputuskan Raras mengikuti
lomba basket nomor putri. Raras sangat siap. Ia memang menyukai basket.
Sebelumnya ia pun mengajukan dirinya sendiri untuk ikut lomba basket. Bersama 5
temannya, akhirnya mereka menjadi satu team.
Keesokan harinya, Raras sangat bersemangat
untuk ke sekolah. Ia tak sabar bermain basket hari ini. Sebelum berangkat, ia
menyiapkan air minum satu botol ukuran sedang. Botol air sudah terisi hampir
penuh, ia pun berangkat ke sekolah. Tak lupa ia berpamitan kepada orang
tuannya.
Permainan basket dimulai. Raras sangat lihai
memainkan bola basket itu. Ia dan teamnya bekerja sama dengan cukup bagus.
Raras layaknya tokoh utama di permainan tersebut, bermain sangat indah. Shot,
dan yes, bola masuk ke ring, 1 poin untuk team Raras. Sorak-sorai dari teman-teman
Raras pecah. Lagi dan lagi, team Raras berhasil memasukkan bola ke ring degan
tenggang waktu cukup singkat. “Priiit”, akhirnya permainan selesai. Team X MIA
2 menang.
Raras dan
teman-temannya menuju kelas, tentunya dengan langkah semangat dan senyum
bahagia. Setelah di kelas, Raras langsung menyambar tasnya dan mengambil air
minumnya. “ah, segar, alhamdulillah”, ucap Raras. Raras melihat teman-temannya
tak membawa minum rupanya. Raras menawari mereka minum. Teman-temannya
mengucapkan terima kasih kepada Raras. Raras menjawab “sama-sama”, dengan
gembira.
Air minum tinggal
sedikit lagi, raras berniat untuk menghabiskannya. Karna memang ia masih
kehausan. Belum minum, tiba-tiba Putra masuk kelas. Ia melihat Raras membawa
botol minum, dengan sangat kelelahan ia bertanya, “Ras, boleh minta minumnya?”.
Raras tau kalau ia masih sangat kehausan, tapi ia melihat Putra yang kehausan
karena bermain futsal untuk mewakili kelas. Tanpa pikir panjang lagi, Raras
memberikan air minumnya. “ini, Putra.” “Makasih, Ras. Maaf habis , Ras”, ucap
Putra setelah minum.
“Sama-sama, santai aja”, jawab Raras dengan senyumannya
tentunya.
Di hari berikutnya,
tak ada kegiatan di sekolah Raras. Classmeeting hanya diadakan satu hari saja
karena acara tersebut memang dadakan. Raras dan teman-temannya memutuskan untuk
makan di sebuah warung makan. Raras pun mengangguk setuju. Raras mengecek tas
dan “Astaghfirullah”, Raras lupa membawa dompet. Raras bilang sama Putra, “Put,
aku enggak ikut ya” “Kenapa, Ras?” “itu, mmm, aku lupa bawa dompet, Put” “Oh,
yaudah, ikut aja, Ras. Aku yang traktir” “Ah, gak usah deh, ngrepotin” “Aih, nggak
apa-apa, kan kemarin kamu udah kasih minummu ke aku, sekarang gantian” “ eh,
kok ya masih inget soal air minumnya. Beneran nih, Put?” “Iya, iya, masa
ketuamu yang cakep ini bohong” “mmm” “yaelah, pake mikir segala” “iya deh,
kalau kamu gak keberatan aku ikut” “nah, gitu dong” “oke, teman-teman, nanti
kita jalan bareng ya kesananya”, teriak Putra ke teman-teman. “Oke”, sahut
semua bersamaan.
Raras dan
teman-temannya makan dengan gembira. Semuanya tertawa senang, termasuk Raras.
Namun, di balik tawanya ia berpikir, ia teringat konsep kehidupan yang pernah
diajarkan ibunya kepadanya. “Kalau kita melakukan kebaikan kepada orang lain,
maka kebaikan itu akan kembali kepada kita pula, begitu juga sebaliknya.” Betul
saja, itu terjadi pada dirinya sendiri. Teringat ia hanya memberikan sedikit
air kepada Putra, dan sekarang Putra membalasnya lebih daripada sekedar air.
Itulah sedikit cerita dari aku. Tentu itu adalah pengalaman pribadi yang dipoles dengan sedikit bumbu fiksi. See u on another post...
Comments
Post a Comment