Hiks, Kupikir Kau Naksir Aku


Hai genks, kembali lagi bertemu denganku. Duuuh senangnya bisa nulis lagi setelah lama blog ini berdebu. Kali ini kita akan bicara tentang cinta. Why? Because, a few of my friends told me a story about their love story, and technically, have a same story. So, I decided to post this one. I hope you guys enjoy it :D

Soal cinta, hmm, bosen siih ya bagi aku hahaha. Judul postingan ini dikutip dari buku Tere Liye Berjuta Rasanya. Sumpah, buku itu recommended banget buat kalian yang lagi di masa-masa kasmaran. Selain karena ringan, buku ini pas banget terutama buat yang lagi kasmaran. Di sini kalian akan nemuin secuil makna cinta. Aseeeek

Sebelumnya, mungkin aku bakal cerita sedikit tentang  salah satu cerpen dalam buku Berjuta Rasanya dengan judul "Hiks, Kupikir Kau Naksir Aku".

Jadi gini. Tina, Putri, dan Sari adalah teman satu kost. Tina sangat tidak menyukai tingkah Putri yang menyebalkan. Menyebalkan karena apa? Menyebalkan karena Putri jatuh cinta dengan Rio. Putri selalu membesar-besarkan hal sepele yang dilakukan Rio terhadapnya, ia "menuduh" bahwa Rio suka dengannya. Hanya lambaian tangan saja cukup membuat Putri mengira bahwa Rio suka padanya. Tak hanya itu, senyuman kecil, tatapan Rio kepadanya, dan juga kedatangan Rio di hari ulang tahun Putri menambah keyakinan Putri bahwa Rio suka padanya. Walaupun sebenarnya Tina pun naksir dengan Rio, tapi setidaknya ia bersikap logis, bisa membedakan ilusi dan kenyataan. Berbeda dengan Putri yang selalu bertingkah berlebihan terhadap Rio. Putri sangat ngotot bahwa Rio suka padanya. Tina selalu berusaha menasihatinya, bahwa orang jatuh cinta itu sulit membedakan ilusi dan kenyataan. Namun, Putri tetap kekeuh dengan pendiriannya. Putri sangat yakin bahwa Rio suka padanya.

Lalu datanglah kejadian yang membuat Putri sadar. Apa itu? Rio mengajak Tina untuk nonton konser. Selama ini Putri menganggap segala hal yang dilakukan Rio, senyumannya, kedatangannya di hari ulang tahun Putri, lambaian tangannya adalah untuk Putri. Tapi ternyata bukan. Ini menjadi kemenangan bagi Tina. Dan kali ini Tina yakin bahwa Rio suka padanya. Buktinya apa? Rio mengajak Tina nonton konser. Bagi Tina, itu cukup membuktikan bahwa Rio menyukainya.

Sayangnya, kegembiraan Tina harus hancur dengan satu kalimat Rio di tempat konser.
"Sari tuh udah punya pacar belum?"
Jadi, ternyata selama ini Rio menguntit Tina dan Putri untuk mengetahui soal Sari. Baik dugaan Tina maupun Putri semuanya salah.

Terkesan nggak dramatis yaak kalo aku yang nulis hehehe. Tapi bukunya keren banget, harus baca.
Dari cerita di atas kita bisa ambil pelajaran, "jangan baperan pliiis". Btw, aku dulu juga gitu haha. Setelah aku baca cerita itu, aku berkata pada diriku sendiri, "Bodoh ya aku", wkwkw. Dan semenjak saat itu, semua hayalan cowok-cowok romantis yang ada di buku dan film, lenyap sudah. Kalau udah ada adegan gombal-gombalan atau roman dsb, malah geli sendiri wkwk. Jadi, kalo cuman diajak jalan, makan bareng, nonton bareng, diucapin selamat tidur, selamat makan, selamat apapun itu, jangan baper yaa. Tingkatkan level kebaperanmu.

Last, kutipan dari bukunya yang kece abis.
"Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri. Ia tak kuasa lagi membedakan mana yang benar-benar nyata, mana yang hasil kreasi hatinya yang sedang memendam rindu. Kejadian-kejadian kecil, cukup sudah membuatnya senang. Merasa seolah-olah itu kabar baik. Padahal, saat ia tahu itu hanya bualan perasaannya, maka saat itulah hatinya akan hancur berkeping-keping. Patah hati! Menuduh seseorang itu mempermainkan dirinya. Lah, siapa yang mempermainkan siapa, coba?" (Dikutip dari Berjuta Rasanya karangan Tere Liye)

Comments

Popular posts from this blog

Mengulas Buku Dzawin : Santri Jahil Iyah - Konsistensi dalam Komedi

Ulasan Film Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) - Patut untuk Ditertawakan, Hah