Percaya dan Yakin



Uuuuuu, dari judulnya aja udah asik nih kayaknya. Padahal, ya seperti biasa, nggak asik-asik amat. Biasanya juga gitu L Okay, kenapa aku buat judul kayak gitu. Genks, ini kejadian baru banget sore tadi. Jadi gini ceritanya …..

Aku ikut sebuah audisi lomba pidato di kampusku. Lomba tentang bulan bahasa gitulah. Nah, aku itu ikut audisi ini sebenarnya hanya iseng-iseng aja. Dan gara-gara niat cuma iseng-iseng itu, jadi enggak perfect. Agak nyesel juga sih. Coba bayangkan, audisinya sore tadi, dan aku baru buat materi tadi subuh. Okay, bagi orang yang jago pidato itu sih nggak masalah. Bahkan mereka juga bias improvisasi. Tapi bagi aku? God, itu bencana alam.

Aku ngambil materinya itu “Bahasa sebagai Jati Diri Bangsa”, yah aku sesuaikanlah dengan tema kegiatan. Bikin materi dengan ngawur, dan sumpah isinya nggak mutu banget. Pendek banget gilaaak, jelek abizzzz. Udahlah, pokoknya pidato yang paling hina sepanjang masa.

Setelah registrasi, kami nunggu. Aku ikut audisi sama dua teman kelasku. Yang satu juga ikut pidato, yang satunya ikut baca puisi. Nggak deg-degan waktu nunggu, well mungkin karena kita ngobrol sih. Jadi deg-degannya nggak kerasa. Setelah temanku yang pidato maju, selanjutnya aku. Mungkin pidato yang paling buruk adalah aku. I’M SURE 100 %. Yah gitulah, saya pidato, dengan kesalahan-kesalahan, ngomong, dsb.

Setelah saya tutup pidatonya, juri memberi komentar. Ini nih important things dari postinganku kali ini.
Juri berkomentar “Jadi, sebelum pidato itu yang harus kita siapkan adalah kepercayaan diri”. Menurutku, secara teknis, saya udah peraya diri, saya nggak grogi, dan suara saya jelas.  “Kemudian, yang kedua, kita harus yakin sama materi kita, kalau kita yakin sama materi kita, pasti orang lain juga akan yakin sama kita. Kalau sama materi kita aja nggak yakin, mana mungkin orang lain akan yakin pada kita?”.Percaya deh, aku dalam hati langsung bilang “setuju”. Sumpah, I agreed with him. Dan itu ngena banget, genks di hati. Jurinya paham banget sama kesalahanku, ‘nggak yakin sama materi’. Buktinya apa kalau aku nggak yakin sama materiku? Waktu aku ditanya “Apa itu jati diri bangsa”, secara logika, harusnya aku bias jawab itu kan? But nope. Aaarrrggghhh

Dan setelah itu, aku keluar, padahal tadi temenku yang pidato sebelumnya pada lama-lama lhooo. Aku? 5 menit kayaknya nggak ada deeh. Fix nggak lolos.

Agak nyesek lho, genks, kalau do something tapi nggak total. Yah kayak diatas. Padahal aku udah ngalamin ini berkali-kali. Tapi, aku tetap terjatuh ke lubang yang sama.

Pada intinya, kita harus PERCAYA DAN YAKIN sama diri kita DAN apa yang kita lakukan. Kalau nggak, kelar hidup lo!!!

Comments

Popular posts from this blog

Hiks, Kupikir Kau Naksir Aku

Mengulas Buku Dzawin : Santri Jahil Iyah - Konsistensi dalam Komedi

Ulasan Film Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) - Patut untuk Ditertawakan, Hah