Seminggu dalam Sendu




Hmmm minggu lalu adalah minggu yang sendu untukku. Aku bingung, antara harus cerita atau nggak. Rasanya malu untuk diceritakan tapi sayang juga untuk dilupakan.

Demi kepentingan kelanjutan hidupku, aku balik lagi ke Bintaro untuk mengikuti prosesi yudisium tanggal 2 Oktober 2018 :D Alhamdulillah luluss. Tanggal 30 September 2018 dini hari aku dan kawan-kawanku dengan penuh semangat sampai di Stasiun Pasar Senen. Dari awal kami memutuskan untuk meninggalkan stasiun setelah matahari menyapa. Jadilah kami menggelandang kurang lebih 5 jam lamanya. Tentu saja kalian tak mau membaca kisahku menggelandang di stasiun selama 5 jam. So, aku skip cerita yang ini.

Akhirnya, azan subuh terdengar dan kami pun melaksanakan sembahyang subuh sebelum melanjutkan perjalanan. Tentu saja, tak ada cerita menarik tentang perjalanan dari stasiun ke Bintaro. Yang kami lakukan hanyalah tidur :").Bahkan setelah sampainya aku di tempat bernaung (re;numpang temen) aku melanjutkan tidurku. Rasanya capai sekali hmmm. Dan tak ada yang istimewa selama seharian itu. Cerita mulai menarik saat malamnya. Yang tentu saja inilah yang menjadikan alasan aku ingin berbagi cerita.

Jadi apa yang menarik? I got homesick :") Sungguh menarik kenapa aku bisa homesick padahal belum ada semalam aku meninggalkan rumah. Rasanya aneh saja kan. Lama sekali aku di rumah dan harus pergi lagi. Kupikir itu hanya akan terjadi semalam saja. Tapi nyatanya seminggu penuh aku merasakan homesick.

Acara yudisium membuat rasa homesick-ku hilang sementara. Ditambah lagi aku harus berlatih untuk latihan penampilan yudisium. Pada awalnya, tak ada yang spesial dengan acara yudisium sampai disaat dua temanku datang dan memberikan ucapan selamat sebelum acara tak lupa dengan bunga yang mereka bawa :") Kupikir cukup, aku tak mengharapkan bunga lebih banyak lagi. Toh, siapa yang mau memberi? Sampai disaat akan berakhir acara, datang teman-teman lagi dan menambah satu bunga. Cukup, aku tak berharap banyak lagi. Kulihat teman-temanku membawa lebih banyak bawaan, aku sedikit ir, tapi kuurungkan. Sampai akhirnya tiba di akhir acara. Teman-temanku datang lebih banyak, dan tentu bawaanku menjadi lebih banyak. Kalau saja aku bisa melihat diriku saat itu, aku rasa aku melihat diriku sangat sangat sangat sangaaaaat bahagia. Sangat bahagia. Yang membuatku sangat bahagia adalah kedatangan teman-teman yang jujur saja bahkan aku tak berekspektasi mereka datang :") Rasanya ingin aku memperpanjang waktu saat itu, agar aku tetap bisa bersama kalian, kawan.

Setelah acara selesai, aku dan dua temanku makan bersama. Yah, kecil-kecilan laah. Dan disaat itu, aku mulai menangis. Entah kenapa, rasanya sakit dan pedih harus berpisah dengan kalian, kawan :") rasanya ingin kuliah lagi dan merajut cerita bersama lagi. Air mataku bisa kubendung saat itu. Saat aku berjalan pulang pun aku tetap menangis. Waktu itu yang terbesit dalam pikiranku, "Kenapa kalian datang, aku makin susah untuk berpisah, harusnya gak usah datang." Jahat ya aku? Tapi itu yang kurasakan. Kedatangan kalian tidak menjadikan perpisahan menjadi mudah.

Sampai di kos-an pun, aku tetap menangis, lagi-lagi menangis. Aku melihat foto-foto kebahagiaanku bersama kalian, kawan. Tangisku tak dapat kubendung lagi. Kau tahu? Rasa perih itu masih terasa hingga tanggal 5 oktober. Aku menangis setiap malam dan pagi. (Karena kalau siang aku main wkwkw). Menangis, terus menangis. Entah kenapa tak puas-puas aku menangis. Rasanya masih ada yang mengganjal dan harus aku keluarkan tapi tak bisa.

Dan setelah pengumuman penempatan instansi, aku baru tahu kenapa ada yang mengganjal di dada, tertahan disana, walau aku sudah mencoba untuk mengeluarkannya tapi tak bisa. Aku tahu, karena setelah pengumuman instansi, disitulah tangisku benar-benar pecah. Semua yang mengganjal dan tertahan keluar tanpa bisa kubendung lagi. Yang ingin kulakukan saat itu hanya menangis dan tetap menangis. Kesendirian menyelimutiku. Rasa sedihku awet sampai hari minggu :")

Cukup sampai disitu. Entahlah, kenapa rasanya ingin kuutarakan semua ini. Malu sumpah, malu banget. Seminggu penuh aku nangis-nangisan :v Semoga kalian yang baca tidak merasa menyesal setelah baca postingan yang satu ini hehehe. Terima kasih sudah mampir.

Comments

Popular posts from this blog

Hiks, Kupikir Kau Naksir Aku

Mengulas Buku Dzawin : Santri Jahil Iyah - Konsistensi dalam Komedi

Ulasan Film Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) - Patut untuk Ditertawakan, Hah