Bebas Mengulas "Bebas"


Yo guys, balik lagi aku menulis setelah sekian lama rasa malas melanda, yah kayak biasalah. Tulisan kali ini diawali dengan curhatan ternyata nggak enak juga ya nggak punya temen hahaha. Udah digantungin di situ aja curhatannya biar penasaran gitu, haha.

Kali ini, akan aku ulas film “Bebas” sekenanya karena udah dari dua minggu lalu aku nonton jadi agak-agak lupa. Dari trailernya sih menarik, sangat menarik malah. Dengan lagu “Bebas” milik Iwa K yang dijadikan sebagai ikon dari film ini lalu juga menggaet artis-artis yang cukup attractive, aku memutuskan untuk menonton film ini.

Source : IMDb

Pada intinya film “Bebas” menceritakan lika-liku perjuangan bagaimana para “Geng Bebas” ini reuni setelah sekian lama tak bertemu dan kemudian bernostalgia ria masa-masa SMA mereka. Yah, klasik. Di awal film cukup menarik dengan mengusung tema 90-an, bahkan sampai logat dan aksen yang pernah tenar di masa itu pun diangkat. Hmm, jadi berpikir kalau nonton ini harus bareng anak 90an, nyesel sih nonton sendiri karena kadang jokes-nya yang ala-ala zaman mereka jadi nggak ngena deh. Mulai ke tengah, agak gimana gitu sama filmnya. Alurnya makin aneh dan memaksa, juga adegan-adegannya memaksa pula. Ya mulai ke tengah udah nggak relate aja sama alurnya. Kok gini sih, kok gitu sih, nggak sesuai ekspektasi, nggak realistis aja gitu. Hmmm mungkin aku kali yang salah ekspektasi. Tapi, aku apresiasi sama beberapa jokes yang cukup fresh bagi aku. Juga ketika adegan si tokoh utama patah hati, itu yang paling emosional menurutku. That was  cool.

Yap, segitu aja. Mengulas Bebas, kan?? Haha 

Comments

Popular posts from this blog

Hiks, Kupikir Kau Naksir Aku

Mengulas Buku Dzawin : Santri Jahil Iyah - Konsistensi dalam Komedi

Ulasan Film Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) - Patut untuk Ditertawakan, Hah