17 Tahun Yang Lalu

Selamat pagi/siang/malam readers, hah tanggal 26 April 2017, tepatnya hari ini adalah hari besar kalian anak-anak kelas 12 yang akan lulus tahun ini. Yap pengumuman SNMPTN, semoga mendapatkan hasil yang terbaik. Yang belum mendapat rezeki di SNMPTN masih ada banyak jalan kok. Daripada pusing mikirin masa depan, istirahatkan otak anda sejenak dan membaca cerita yang nggak bermutu ini..... InsyaAllah ada part 2 nya, Aamiin. Let's check this out...

17 Tahun Yang Lalu



BAB 1

Aku menatap kamarku yang super duper berantakan. Buku-buku berserakan, kardus dan koran bertengger dimana-mana, baju-baju, sepatu dan sandal. Aku bukan tidak senang, malah aku sangat senang. Seminggu lagi aku akan pergi ke ibu kota, menimba ilmu ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bukankah itu sangat menyenangkan? Membayangkannya saja aku sudah sangat senang. Sekali lagi aku menatap kamarku, saatnya untuk bekerja.

Aku mulai memilah-milah barang yang harus ku bawa dan yang harus kutinggal. Tidak mungkin aku membawa seluruh isi kamar bukan? Aku mulai memilih baju, simple saja, aku lebih memilih membawa lebih banyak jeans, hem, kaos, dan celana pendek selutut, beberapa baju resmi seperti dress dan rok. Aku tak banyak neko-neko tentang baju, lebih suka memakai yang simple-simple aja, biar nggak ribet. Lagi pula kalau misal butuh banget aku bisa membelinya di Jakarta nanti. Soal alas kaki, flat shoes, sport shoes, sandal jepit dan sneakers cukup untuk segala rutinitas, tak lupa heels satu-satunya yang aku miliki juga aku bawa. Semuanya telah masuk kedalam koper besar. 

Buku-buku, aku berniat membeli disana saja, memang agak mahal tapi aku tidak mau ribet. Lagi pula tabungan ku cukup kalau hanya untuk membeli buku-buku keperluan kuliahku untuk awal semester. Novel dan beberapa buku cerita sudah masuk ke dalam kardus, dan satu buku yang aku masukkan ke dalam ransel. Lumayan untuk bahan bacaan di perjalanan.

Semuanya telah selesai dalam satu hari. Sudah terpilah semua, yang harus kubawa, yang harus dibuang dan yang harus disimpan, sudah kurapikan semua. Kecuali, buku-buku kecil beraneka warna yang terpampang ditengah-tengah ruangan. 

Aku duduk , melihat lebih dekat buku-buku itu. Aku bingung harus memasukkan buku ini ke kategori apa. Buku ini tidak harus dibawa, tidak perlu juga untuk disimpan, namun sayang untuk dibuang. Aku tersenyum melihat tumpukan buku-buku tersebut. Berbagai ukuran dan warna, mulai dari yang besar, kecil, warna-warna cerah dan polos. Aku memutuskan berleha-leha sejenak dan membuka-buka buku itu. 

“Ah, masa lalu”


To be continued....

Yak, itulah cerita menyambut kelulusan dan untuk membuka lembaran baru, azeeeek. Semangat kawan, jangan biarkan dirimu menyerah kepada nasib, tapi nasib yang harus menyerah kepada dirimu... Tetaplah berikhtiar, salam sayang dari aneee... :)

Comments

Popular posts from this blog

Hiks, Kupikir Kau Naksir Aku

Mengulas Buku Dzawin : Santri Jahil Iyah - Konsistensi dalam Komedi

Ulasan Film Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) - Patut untuk Ditertawakan, Hah