Sabar dalam Diamnya Cinta



“Ya Allah, ampuni aku karena sampai detik ini aku masih menyimpan sebuah rasa cinta kepada salah satu hamba-Mu. Ya Allah, jika memang rasa cinta ini membuatku jauh dari-Mu, maka hilangkanlah. Kumohon pertemukan aku dengan orang yang mencintai-Mu di atas segalanya, yang mencintaiku karena-Mu dan yang kucintai karena-Mu. Namun, jika memang rasa cinta ini membuatku mendekat kepada-Mu dan dialah yang Kau tetapkan sebagai jodohku, maka pertemukanlah kami di waktu yang tepat. Disaat kami telah siap, pertemukan kami dalam kesucian cinta-Mu”

Azeeeeek, openingnya sungguh hmmmm, ahahaha. Well, sebenarnya saya menulis postingan ini lebih untuk mengingatkan diri sendiri siiiih, soal cinta dan harapan-harapan kekecewaan yang akan didapatkan pada akhirnya. Disini, saya bukan ceramah dan sok bijak soal cinta. Seperti biasa, saya akan bercerita menurut pengalaman dan pengetahuan saya yang sempit. Jadi, kalau nggak setuju, tinggal tulis di komentar aja, okay? :D

Let’s get started!!!

Cinta yang akan saya bahas bukan cinta yang merujuk ke jodoh. Genks, saya belum cukup umur kalau gomongin soal jodoh. Cinta yang akan kita bicarakan adalah cinta yang sedang saya dan mungkin teman-teman alami. Jadi, cinta yang akan dibicarakan adalah soal cinta di umur saya. I hope u know my age. Ehehehe.

Apa sih itu cinta? cin·ta a 1 suka sekali; sayang benar: orang tuaku cukup – kpd kami semua; -- kpd sesama makhluk; 2 kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan): sebenarnya dia tidak -- kpd lelaki itu, tetapi hanya menginginkan hartanya; 3 ingin sekali; berharap sekali; rindu: makin ditindas makin terasa betapa -- nya akan kemerdekaan; 4 kl susah hati (khawatir); risau: tiada terperikan lagi -- nya ditinggalkan ayahnya itu;

Seperti biasa, saya kutip dari KBBI offline, because I really have no idea about the meaning of love. Oh ya, makna cinta yang saya maksud adalah makna cinta yang nomor 2 yaaaah.

Jatuh cinta itu memang asik, saya akui itu. Sakit, tapi nikmat. Menyenangkan. Euforia sebuah cinta itu yang bikin kita –well, saya- merasa deg-degan. Saat nggak sengaja ketemu dia, saat memandang dia, mencari cara agar selalu bertemu dengan dia, berusaha mempertahankan pembicaraan sama dia. Hal yang indah dari sebuah cinta itu adalah usaha mendapatkan perhatiannya. Entah dengan cara apapun itu, yang penting saya dapat attention dari dia :D  

Tapi, quotes “hasil tidak mengkhianati usaha” tidak berlaku dalam cinta. Well, itu pendapat saya sih. Lihat saja, kita sudah berusaha mati-matian agar mendapat perhatian dia, namun yang terjadi adalah perhatian dia tertuju pada yang lain.

Itulah mengapa saya bosan dengan namanya cinta. Lelah, penat, capek, itu yang saya rasakan soal cinta. Well, pengalaman dan buku membuat saya berfikir ulang tentang cinta. Pengalaman mencintai seseorang, namun tak pernah bisa bersama dia. Endingnya selalu sama, merelakan. Siklusnya selalu sama, suka à usaha à kecewa à lupa. Selalu terulang seperti itu. Capek, kan? Mungkin, teman-teman bisa baca postingan saya sebelumnya tentang Cinta dari Masa ke Masa. Hahaha, sungguh mengerikan cerita itu.

Setelah saya membaca beberapa buku, setelah saya menonton beberapa film, cinta itu bukan seperti yang saya bayangkan. Selalu bertemu dengan dia, selalu bersama dia, selalu memandang dia, enggak, itu bukan cinta. Cinta lebih dari itu. Cinta? Terus pacaran? Enggak. Sekali lagi, cinta lebih dari itu.

Disini saya bukan iri sama kalian yang punya pacar, bukan iri sama kalian yang punya gebetan, bukan iri sama kalian yang lagi dekat dengan seseorang. Yah, saya memang tidak punya pacar, gebetan, atau dekat dengan seseorang, tapi, saya nggak semena-mena juga iri dengan kalian yang punya segala perhatian dari seseorang. Sekali lagi, postingan ini bertujuan untuk mengingatkan saya tentang cinta. tentang bahayanya sebuah cinta yang bukan pada masanya. Udah itu saja :D

Santai saja bagi kalian yang punya pacar, gebetan, atau sedang dalam masa pendekatan. Saya tidak melarang, saya sih cuman mau ngasih saran. Nikmatnya cinta dalam diam, itu sungguh lebih mendebarkan, lebih menegangkan, dan lebih mengesankan.

Saya belum ada sih pengalaman cinta dalam diam itu. Mungkin kalau ada, akan saya posting untuk kedepannya. Tenang, nggak lama kok, mungkin beberapa bulan ke depan. (Saya lagi melakukan observasi, ehehehe)

Geli juga ngomongin soal cinta. secara saya belum expert soal hal ini. Dan yeah, ini tembus 700 kata, hahaha. Biasanya, kalau artikel panjang banyak yang nggak mau baca :”( Maaf ya, bukannya sok bijak, tapi saya cuman share pendapat saja. Sekali lagi, tidak ada niat saya untuk menyinggung orang lain, terutama teman-teman yang membaca sekalian. Saya hanya ingin mengingatkan diri saya sendiri soal cinta. Bahwa cinta yang bukan pada masanya itu bikin saya kecewa.

“Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.” (Imam Syafi’i)

Referensi :

Comments

Popular posts from this blog

Hiks, Kupikir Kau Naksir Aku

Mengulas Buku Dzawin : Santri Jahil Iyah - Konsistensi dalam Komedi

Ulasan Film Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) - Patut untuk Ditertawakan, Hah