Posts

Showing posts from 2020

Menjamu Tamu - Puisi

  Ada yang bertamu namun bukan temu   Perlahan diketuknya sebuah perasaan membangunkan yang nestapa dari pengharapan Masih berselimut duka, pintu dibuka Ah, teman lama   Disuguhinya secangkir pilu yang telah diseduh dengan sendu Tambah sepiring lara kering yang sudah lama bergeming   Diseruput habis yang tak manis, meringis. Mengiris luka yang tak kunjung reda   Ah rindu, harus kau bertamu?   Jakarta, 03 Oktober 2020

Kala - Puisi

Kala Kala kubuka mata fajar belum menyapa hati sudah berdebar tak karuan adanya Kubasuh muka, kutundukkan kepala "Aku bahagia" Kala cahaya menembus cakrawala Hati, makin berdebar tak karuan adanya Kutundukkan kepala, meminta.... "Semoga selamanya" Kala akad telah mengikat rindu tak lagi menjerat semesta tak lagi pekat melihat kau yang bahagia  Bersamanya Jakarta, 26 September 2020 Syafinaadem

Semoga

Halo teman-teman, sudah lama ya tidak bersua. Setelah sekian kemalasan melanda dan baca-baca postingan lam, aku jadi punya tekad buat lanjut nulis lagi. Semoga konsisten seperti dulu lagi yaaa. Sangat rindu menulis. Love youu, guys :)

Bujang Yang Malang

Belum penuh seluruh kesadaran Bujang makan dengan enggan Tepat saat azan subuh berkumandang Ia bangkit ‘tuk tunaikan kewajiban Lalu sudah Bujang masih tertidur kala matahari naik sepenggalah Tepat saat matahari di atas kepala Ia bangkit ‘tuk tunaikan kewajiban Lalu sudah Kala petang datang Bujang baru pulang Hanya untuk menunaikan kewajiban Lalu sudah Sia-sia, Bujang Pintu ampunan terbuka lebar Pahala   dilipatgandakan Begitu saja kau lewatkan Ah, Bujang yang malang

Tiba - Puisi

Heyooo, niiih puisi buat kalian Tiba Akan tiba masanya Sedu sedan yang membuang masa Terbuang oleh masa Akan tiba masanya Rela memenuhi raga Tiada ruang ‘tuk kecewa Akan tiba masanya Segala resah, segala gelisah, segala lelah Musnah Akan tiba masanya Aku bicara Lalu kita tertawa bersama Akan tiba masanya Semesta bekerja sama

Tuju - Cersapen

Hey yooooo, kembali lagi bersama aku. Kalian ngapain aja selama #dirumahaja?? Sudah bosan juga rindu dengan kawan-kawan? Apapun rasanya tetap semangat mencapai tujuan yang sama. Cersapen ini mungkin bisa jadi selingan untuk segala aktivitas. Selamat membaca. Tuju             Urusan sabar dialah juaranya. Masih adakah aku di relung hatinya? Entahlah, aku pun gengsi untuk bertanya. Pikiran itu berhasil memecah fokusku dari lebarnya layar bioskop yang sedang memutar sebuah film.             Temanku yang satu ini mengagumiku sejak kami duduk di bangku kelas 4 SD. Bahkan, akupun belum paham makna kata kagum tapi dia sudah mengamalkannya. Jangan kau menuduhku aku terlalu percaya diri, dia yang selalu berkata, “Aku mengagumimu” di segala kesempatan. Pun aku yakin dia akan membuat kesempatan jika kesempatan itu tidak ada. Sayangnya, universitas memisahkan jarak kami. Membua...

Ulasan Sangat Singkat “Milea” – Suaraku tentang Suara dari Dilan

Image
WARNING ! MENDING SKIP AJA. Kali ini aku bakal nulis singkat pake banget tentang film “Milea – Suara dari Dilan”. Memang berencana nonton ini karena udah nonton film pertama dan kedua, jadi tanggung mending sekalian aja nonton yang ketiga. Nggak akan aku ceritakan sinopsis filmnya karena pasti sudah tahu isi dari film. Toh, bukunya pun sudah banyak yang baca. Ada yang berbeda dari film “Milea” karena bercerita dari sudut pandang Dilan yang menurutku punya pemikiran yang sederhana tapi rumit, haha. Lucu sih kalau diikutin. Kalau aku cukup menikmati filmnya karena yah ceritanya dari sudut pandang Dilan. Mungkin juga disebabkan dengan gender Dilan seorang laki-laki yang notabenenya lebih sederhana dalam menanggapi masalah namun juga serius pada saat yang sama. Dilan punya caranya mengatasi segala problematika romansanya. Setelah kurenungi masalahnya tuh sebenarnya nggak kompleks, menurutku. Hal yang dapat kupanen dari film ini adalah pemahaman perasaan masing-masing dari Mil...

Mimpi - Cersapen

Hei yo, gaeeees. Kali ini aku akan berbagi sebuah kisah. Cerita ini terinspirasi dari mimpiku yang kucoba poles agar lebih bisa dibaca. Terlalu pendek untuk disebut cerpen. Jadi, ini adalah cersapen, cerita sangat pendek. Mimpi “Fin, keluar yuk, lihat-lihat padang.” Senja kala itu, aku berjalan bersamamu melalui pematang melihat luasnya hamparan sawah yang sayangnya tidak ada padi yang mau menjadi saksi. Untung saja burung walet masih ingin menemani, terbang kesana kemari dengan formasi abstrak mencari sarang sebagai tempat tinggal. Senja kala itu, kamu sangat bersemangat menceritakan tentang dirimu yang sangat jago bermain PUBG. Aku sama sekali tak mengerti dengan permainan itu, tapi aku tetap tertarik, bukan tentang apa tapi siapa. Lalu, kuceritakan padamu bahwa buku “Sepotong Senja untuk Pacarku” sangatlah menarik. Di mana ada seseorang yang mengirimkan potongan senja untuk pacarnya melalui pos, namun senja itu baru diterima sang kekasih 10 tahun kemudian karena tukang...

Mengulas "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" – Mending Nggak Usah Cerita

Image
Yo yo yo, balik lagi sama aku, empunya blog. Kali ini aku akan nyiyirin film yang masih hangat-hangatnya untuk dibahas. NKCTHI alias “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” akan menjadi korban nyinyiran si muggle satu ini. Karena nonton buat iseng-iseng, jadi aku nggak bawa ekspektasi apapun mengenai film ini. Langsung aja yah, karena ini nyinyir dalam artian sebenarnya hahaha. Why ? Aku nggak paham sih sama film ini, mungkin bagi kalian yang sudah baca bukunya akan sangat paham dengan ceritanya. Tapi, tidak bagi muggle yang satu ini. (Bahkan aku nggak paham mau nulis sinopsisnya kayak gimana, wkwkwk). Jelas, gambar diambil dari google Pertama, menurutku prolog film ini nggak cukup menjelaskan segalanya. Ketika menonton adegan pertama dari film tersebut aku nggak tahu cerita mau dibawa ke mana. Makin ke tengah, makin nggak paham. Kupikir mereka terlalu menggunakan adegan-adegan yang maksudnya itu menyembunyikan sesuatu, dibuat menggantung, ada sesuatu yang ditutupin tapi n...

Pendakian Gunung Papandayan

Image
p.s. cerita sedikit berantakan karena kemalasan penulis dalam mengedit. Tinggalkan jejak, gaes. Hellloooooo, selamat taon baru, gaaaees. Gila, kangen banget nulis di sini, hehe. Jadi, aku mau cerita pendakian kedua aku di Gunung Papandayan tanggal 07 s.d. 08 Desember 2019. Sebenarnya, aku udah punya draft mengenai catatan perjalanan ini, niatnya sih mau nulis ala-ala indie kopi senja gitu, wkwkwk. Tapi maleees, cuuuy, asikan gini. . Kami berangkat bertujuh dengan titik kumpul di Terminal Kampung Rambutan malam 07 Desember. Kami mulai mencari bus, lalu diputuskanlah naik Hiba Putra dengan harga 52 ribu dari Terminal Kp. Rambutan sampai ke Terminal Guntur. Sekitar jam 10 malem bus berangkat diiringi oleh pengamen dan pedagang asongan dengan segala kekreatifan mereka. Nggak usahlah diceritain ngapain aja di bus, isinya tidur doang. Di tengah perjalanan, sekitar jam setengah tiga pagi, kami hatus berganti bus karena insiden ban bocor. Untungnya, nggak nunggu terlalu lama, ja...