It Is Sin to Kill A Mockingbird - Ulasan Buku


Hi, fellas, tak bosan-bosannya aku menyapa kalian semua yang mana sebenarnya aku menyapa diriku sendiri karena 90% pembaca blog ini adalah aku sendiri :"). Anyway, tulisan kali ini akan mengutarakan pendapatku tentang buku "To Kill A Mockingbid", satu-satunya novel yang ditulis oleh Harper Lee. Aku tertarik baca ini karena katanya buku ini harus dibaca semua orang minimal sekali seumur hidup. Dan aku nggak menyesal membacanya.

Identitas Buku

Judul                           : To Kill A Mockingbird
Penulis                        : Harper Lee
Penerbit                      : Warner Books, Inc
Penerjemah                : Femmy Syahrani
Hak Terjemahan         : Penerbit Qanita

Dari google

Buku ini mengisahkan tentang pembelaan seorang pengacara bernama Atticus warga kota Maycomb, Alabama terkait kasus asusila yang dilakukan seorang nigger (negro) kepada wanita berkulit putih. Diceritakan menggunakan sudut pandang seorang gadis berusia 8 tahun, Scout, kisah ini dimulai dari silsilah keluarga mereka. Atticus adalah ayah dari Scout dan Jem, kakak laki-laki Scout. Cerita kemudian berkembang pada kehidupan, budaya serta gaya hidup warga Maycomb County hingga pada puncaknya kasus yang ditangani oleh Atticus. Atticus membela seorang negro yang bernama Tom Robinson atas tindakan asusila yang sebenarnya tidak dilakukan oleh Tom. Sayangnya, orang kulit hitam tak mempunyai kesempatan yang sama di mata hukum pada masa itu, sekitar tahun 1930-an. Tom divonis hukuman penjara dan tertembak mati karena mencoba melarikan diri. Namun, kisah tak berhenti sampai di situ karena Bob Ewell, orang yang menuntut Tom, tidak terima atas perlakuan Atticus yang telah berhasil membuktikan bahwa Bob berbohong walaupun Bob memenangkan kasus tersebut. Akhir cerita, Bob melakukan percobaan pembunuhan kepada anak-anak Atticus tetapi gagal. Ia terbunuh oleh dirinya sendiri karena tertusuk pisau yang ia bawa setelah terjadi baku hantam antara ia dan Jem. Jem mengalami patah tulang dan diselamatkan oleh seorang bernama Boo Radley.

Dimulai dari alurnya. Menurutku alur cerita tak terduga--dan itu bagus. Walaupun, aku menunggu-nunggu kapan novel ini menceritakan tentang kasus pembelaan dari pengacaranya. Aku sudah membaca sinopsis novel yang mana dalam sinopsis tersebut menonjolkan sudut pandang gadis usia 8 tahun menceritakan tentang pembelaan seorang pengacara terhadap negro. Hal tesebut membuatku penasaran, kok bisa seorang gadis usia 8 tahun paham akan perkara seperti itu. Tapi ternyata, dengan sudut pandang itulah yang membuat novel ini menjadi menarik. Awalnya, kupikir tidak ada gunanya membaca separuh bab awal karena bab yang mengisahkan kasus atau pokok masalah berada pada sekitar bab 20an. Namun, setelah membaca sampai akhir cerita separuh bab awal yang lebih menceritakan tentang kebudayaan warga Maycomb County sangat mendukung pokok permasalahan. Dan yang paling kusuka adalah klimaks cerita saat Atticus membacakan semacam pidato kesimpulannya sebagai pengacara karena ada quote yang sangat menarik bagi aku. Begini,

"Satu hal lagi, Tuan-Tuan, sebelum saya selesai. Thomas Jefferson pernah berkata bahwa semua manusia diciptakan sederajat, frasa yang disukai kaum Yankee dan golongan wanita cabang Eksekutif di Washington untuk diteriakkan kepada kita. Ada kecenderungan beberapa orang pada tahun 1935 ini untuk menggunakan frasa ini di luar konteks, untuk memenuhi semua kondisi. Contoh yang paling konyol yang terpikir oleh saya adalah bahwa orang yang memimpin sekolah negeri menyamakan derajat orang yang bodoh dan malas sejajar dengan yang rajin--karena semua manusia diciptakan sederajat, para pendidik akan berkata dengan serius, anak-anak yang tinggal kelas menderita rasa rendah diri yang parah. Kita tahu semua manusia tidak diciptakan sederajat dalam arti yang ingin diyakini oleh sebagian orang--sebagian lebih pintar dari yang lain, ada yang memiliki lebih banyak kesempatan karena dilahirkan dengan itu, ada yang berpenghasilan lebih dari yang lain, sebagian perempuan membuat kue lebih enak daripada yang lain--ada yang dilahirkan dengan bakat jauh di luar cakupan normal sebagian besar manusia.

"Tetapi, ada satu hal di negara ini yang menunjukkan bahwa semua manusia diciptakan sederajat--ada satu lembaga kemanusiaan yang membuat seorang pengemis sederajat dengan seorang Rockefeller, seorang bebal sederajat dengan seorang Einstein, dan seorang tak berpendidikan sederajat dengan rektor univeristas mana pun. Lembaga itu, Tuan-Tuan, adalah pengadilan....." (Harper Lee, 2008:389-390)

Gilaaaak keren banget nggak sihhh.

Entah kenapa aku sangat menyukai novel ini karena sudut pandang yang digunakan. Scout sangat cerdas mengisahkan berbagai kisah yang ia alami. Bahkan, semuanya menjadi lebih menarik karena sudut pandang Scout yang menurutku cukup polos. Banyak kebudayaan, gaya hidup, serta masalah sosial yang dikisahkan disini salah satunya kesenjangan antara orang kulit putih dan berwarna.

Banyak banget pesan moral yang ada di sini. Aku sangat takjub dengan cara Atticus mendidik anak-anaknya, pun takjub dengan karakter Scout dan Jem yang kritis dalam segala hal. Menurutku mereka keluarga yang cerdas dan sangat demokratis. Pesan moral lain adalah kita harus mengenal seseorang untuk menilai orang tersebut dengan tidak memedulikan latar belakang mereka. Kita harus bisa memosisikan diri kita pada posisi mereka untuk mengetahui apa sebenarnya yang mereka rasakan. Lagi, kita harus selalu melakukan kebenaran dan membela yang benar.

Jujur, aku masih tak mengerti mengenai hubungan Bob Ewell yang terbunuh oleh dirinya sendiri dan Scout menyamakan hal iersebut sama dengan membunuh Mockingbird. Perlu diketahui bahwa membunuh Mockingbird itu dosa dalam budaya mereka. Namun, aku masih nggak paham hubungan Bob Ewell dan Mockingbird. Bolehlah kalian meninggalkan jejak dan memberitahuku apa maknanya karena di bab akhir tidak memberikan kejelasan yang memuaskan sehingga aku mengakhiri buku tersebut dengan sangat kebingungan.

Terakhir, sampul buku bergambar seorang anak yang digendong, itu sangat cocok dengan karakter Scout. Setelah selesai baca dan aku melihat kembali anak di sampul itu aku merasa itu benar-benar Scout. Ya, itu Scout.

Gitu aja sih, sekian.

Comments

Popular posts from this blog

Hiks, Kupikir Kau Naksir Aku

Mengulas Buku Dzawin : Santri Jahil Iyah - Konsistensi dalam Komedi

Ulasan Film Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) - Patut untuk Ditertawakan, Hah