Percy Jackson And The Olympians : The Lightning Thief - Review Buku
Identitas Buku
Judul Buku : Percy Jackson And The
Olympians : The Lightning Thief
Author : Rick Riordan
Penerjemah oleh PT Mizan Publika
Percy
Jackson, seorang anak berumur 12 tahun, menderita disleksia dan GPPH (Gangguan
Pemusatan Pikiran dan Hiperaktif). Ia selalu berpindah-pindah sekolah karena
selalu dikeluarkan tiap tahunnya dan sekarang dia sedang bersekolah di Academy
Yancy, sekolah swasta untuk anak bermasalah di New York Utara. Ia memiliki teman
bernama Grover, satir yang menyamar sebagai manusia. Percy memiliki Ibu bernama
Sally Jackson, yang menikahi ayah tirinya, yang sangat ia benci, Gabe.
Suatu
hari, saat karyawisata ke museum, peristiwa aneh terjadi. Peristiwa yang
menguak jati dirinya, bahwa dia adalah seorang "Demigod" (Half Blood - setengah dewa - setengab
manusia), bahwa Grover adalah Satir, bahwa Pak Brunner (guru bahasa Latinnya) adalah
centaurus, bernama Chiron. Bahwa Percy adalah putra salah satu dari 3 dewa
besar, Poseidon, dewa Laut.
Fakta
tersebut tidak mengurangi masalahnya, bahkan itu adalah awal dari masalahnya.
Percy selalu didatangi monster-monster yang berusaha membunuhnya. Bahkan,
tempat teraman Perkemahan Blasteran pun, tak mampu melindunginya. Masalah
terbesarnya adalah, ia dituduh mencuri senjata terbesar dewa Zeus, petir.
Percy, Grover, dan Annabeth mendapat misi untuk mencari petir itu adn mengembalikan
petir tersebut sebelum titik balik matahari di musim panas, 10 hari lagi. Jika
tidak, maka perang besar akan terjadi antara dewa-dewa. Akankah Percy dan kedua
temannya berhasil?
Saat
membaca buku ini, hal pertama yang membuat saya terkejut adalah bahwa Percy
Jackson berumur 12 tahun. Bung, ini sungguh mengecewakan. Saya sudah melihat
versi filmnya, dan Percy Jackson sangat tampan diperankan oleh Logan Lerman,
dan that is a good movie. Saya suka
dengan filmnya. Tapi kawan, jangan harap bahwa adegan di buku sama dengan di
film, jauh berbeda. Menurut saya, versi film jauh lebih menantang, karena yaah,
kau tau, Percy Jackson dengan umur anak SMA, bukan SD, hehe. Well, mungkin saya
dibutakan oleh kekecewaan saya tentang umur Percy yang sebenarnya, jadi saya
menganggap semua petualangannya buruk dan sangat kanak-kanak, kurang seru, dan
versi film lebih bagus. Ini pertama kalinya saya merasa bahwa versi film lebih
bagus dari versi buku.
Yang
saya kagumi adalah, bahasa yang digunakan di buku ini memang versi anak-anak, setidaknya
dari bahasa terjemahannya seperti itu, jadi sangat mudah memahami kata-kata
didalamnya, seperti percakapan biasa.
Tapi,
guys, jangan kecewa dulu dengan buku
ini. Ini baru buku pertama dari seri Pentalogi Percy Jackson, masih ada 4 lagi
yang harus kita bahas. Jadi, walau review kali ini nggak bagus, kita akan lihat
review buku yang kedua, yang kujamin kalian nggak akan nyesel bacanya. See you next post.
Comments
Post a Comment